Kamis, 26 April 2012

UNTAIAN NASIHAT BUAT HATI


UNTAIAN NASEHAT BAGI HATI


Rasulullah bersabda: "Peganglah oleh kalian kejujuran, karena kejujuran itu membawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa ke dalam surga. Seseorang senantiasa jujur, dan memilih kejujuran sampai dia tercatat sebagai orang yang selalu jujur di sisi Allah. Dan jauhilah oleh kalian dusta, sesungguhnya dusta itu membawa ke maksiat, dan maksiat membawa ke dalam api neraka. Seseorang senantiasa berdusta, dan memilih kekedustaan sampai dia tercatat sebagai orang yang selalu berdusta di sisi Allah."

Rasulullah bersabda : "Orang muslim adalah saudara muslim dia tidak mengkhianati temannya dan tidak membiarkannya (tanpa memberikan pertolongan). Setiap muslim atas saudaranya muslim diharamkan kehormatan, harta dan darahnya. Takwa itu berada di sini, cukuplah seseorang melakukan kejahatan dengan menghina saudaranya muslim. H.R Tirmizi ia berkata : Hadits hasan.

Allah memerintahkan kita untuk menolong orang yang dizolimi dan orang yang melakukan kezoliman. Rasulullah bersabda -shallallahu `alaihi wa sallam-: "Tolonglah saudaramu yang melakukan kezoliman dan yang dizolimi, seseorang berkata : wahai rasulullah saya akan menolongnya jika dia seorang yang dizolimi, lalu bagaimana saya menolongnya jika dia melakukan kezoliman? Rasulullah bersabda: kamu menahannya, atau menghalanginya dari kezoliman, maka hal itu adalah cara untuk menolongnya." (H.R. Bukhari).


Rasulullah bersabda dalam hadits qudsi: "Wahai hamba-hamba-Ku sesungguhnya Aku telah mengharamkan kezoliman terhadap diri-Ku, dan Aku telah jadikan kezoliman itu suatu hal yang diharamkan di antara kalian, oleh karena itu janganlah kalian saling menzolimi."

Allah telah mengabarkan kepada kita sesungguhnya kezoliman itu adalah kegelapan pada hari kiamat Allah berfirman: "Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarah, dan jika ada kebajikan sebesar zarah, niscaya Allah akan melipat gandakan dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar". (QS. An Nisa`:40 )

Allah memerintahkan kita untuk bersaudara, menjaga persaudaraan; Rasulullah bersabda : "Orang muslim adalah saudara muslim dia tidak mengkhianati temannya dan tidak membiarkannya (tanpa memberikan pertolongan). Setiap muslim atas saudaranya muslim diharamkan kehormatan, harta dan darahnya. Takwa itu berada di sini, cukuplah seseorang melakukan kejahatan dengan menghina saudaranya muslim. H.R Tirmizi ia berkata : Hadits hasan.

Matahari terbit di waktu pagi lalu terbenam di senja hari, dan sehari pun berlalu, namun ada pertanyaan baru yang patut untuk kita renungi, “Apa yang kita kerjakan untuk mengisi hari itu?” Berapa banyak hari yang berlalu, berapa banyak umur telah kita lewati, namun sedikit di antara kita yang menghitung diri, menjinakkan nafsu dengan cambuk muhasabah. Bahkan kebanyakan manusia membiarkan hari-harinya lewat, sedangkan dia tenggelam di dalam lautan kelalaian dan gelombang panjang angan-angan.

Ketika fajar menyingsing, banyak manusia yang menyambut hari mereka dengan niat yang tidak lurus. Setelah sehari terlewatkan, ketika malam menjelang, mereka kembali menuju kasur-kasur mereka dengan niat yang tiada beda pula. Seorang bijak ditanya, "Dengan niat apakah seseorang bangun dari tempat tidurnya? Maka dia menjawab, "Jangan kau tanya tentang bangunnya dulu, sehingga diketahui bagaimana dia itu tidur. Barangsiapa yang tidak tahu bagaimana dia tidur, maka tidak tahu bagaimana dia bangun."

Wahai saudaraku, perhatikan matahari yang terbit dan tenggelam. Sudahkah kau renungkan harimu yang kau lalui? Tanyakan! Apa yang sudah kupersembahkan untuk kebaikan, apa kah yang kuperbuat ini untuk menyam-but hari-hariku? Amat banyak manusia yang tidak memiliki perhatian terhadap berlalunya waktu, padahal nafasmu wahai anak Adam, adalah sesuatu yang dihitung dan tertulis.

“Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang yang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata, "Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada tertulis. Dan Rabbmu tidak menganiaya seorang jua pun". (al-Kahfi : 49)

Janganlah anda keluar dari rumah di pagi hari, kecuali untuk sesuatu kebaikan yang diridhai oleh Tuhanmu. Sungguh merugi, sungguh celaka mereka yang melewati hari-harinya dengan sia-sia, bukan dengan mela-kukan ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla. Ketika matahari bersinar di siang hari, mereka melewati dengan kemak-siatan dan ketika dia terbenam, mereka mengakhiri hari itu dengan kemaksiatan pula. Hari kita adalah umur kita, jika telah lewat sehari, maka semakin dekat jalan kematian yang akan kita tuju. Dan bila maut benar-benar telah datang, maka habis sudah-harimu itu.

Dawud ath-Tha'i Rahimahullaah juga mengatakan, "Malam dan siang tak lain hanya sekedar perjalanan yang pasti dilewati oleh seluruh manusia, sehingga hari-hari itu habis mereka lewati sampai akhir perjalanan. Jika engkau mampu menyiapkan bekal pada setiap harinya untuk perjalanan yang akan datang (akhirat), maka lakukan itu. Karena terputusnya perjalanan sudah dekat, sedang urusan lebih cepat dari itu. Berbekallah untuk perjalananmu, dan selesaikan urusan yang dapat kau selesaikan, seakan-akan urusan itu selalu mengagetkanmu.”

Demikianlah orang sholeh memahami betapa berartinya waktu dan umur. Mereka berusaha sekuat tenaga menghabiskan hari-harinya di dalam ketaatan kepada Allah. Maka sepantas-nya setiap orang yang berakal meng-hitung dirinya, lalu mengarahkannya menuju jalan ketaatan. Demikian setiap hari ketika menyambut pagi hari yang baru. Ketika menuju pembaring-an di malam hari hendaknya mengu-lang lagi muhasabah itu dan terus bertanya kepada diri sendiri.

"Panjang angan-angan akan melahirkan rasa malas mengerjakan ketaatan, menunda-nunda taubat, cinta dunia, melupakan akhirat serta kerasnya hati. Karena kelembutan dan kebeningan hati, hanya akan diraih dengan meng-ingat mati, kubur, pahala, siksa serta huru hara di Hari Kiamat sebagaimana difirmankan Allah Subhannahu wa Ta'ala, artinya,
“Kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras.”

Manusia yang berakal adalah dia yang menjadikan dunia ini sebagai ladang untuk akhirat, menanam dan menyirami dengan berbagai amal shaleh agar dapat memetik buahnya kelak di akhirat. Hari di mana manusia tidak mendapatkan apa-apa kecuali apa yang telah diperbuatnya berupa kebaikan maupun keburukan.

Wahai saudaraku, apa yang telah engkau persiapkan untuk menyambut suatu hari, dimana engkau sendirian di dalam kubur. Apakah selama ini engkau termasuk orang yang terlena dengan angan-angan yang panjang atau kah termasuk orang yang menggunakan bashirah (pandangan yang jernih) yang beramal untuk hari esok ?

Orang yang menjadikan hari-harinya penuh dengan kebahagiaan , kebaikan dan ketaatan, maka dialah orang yang telah mendapatkan taufik.

Dan Allah telah membebankan kepada kita agar kita bisa menjadi orang-orang yang menegakkan keadilan. Allah berfirman: "Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu." (QS An Nisa : 135 )

Sesungguhnya lidah orang bijak itu ada dibalik hatinya.
Apabila dia ingin berkata maka dia kembali kepada hatinya.
Jika itu bermanfa'at baginya maka dia berkata.
Namun jika itu berdampak buruk baginya maka diapun menahan mulutnya.
Sedangkan orang bodoh, hatinya berada diujung lidahnya.
Dia tidak kembali kepada hatinya.
Apa saja yang ada dimulutnya maka dia ucapkan.

Hai anakku! Sesungguhnya sebagian ucapan itu lebih tajam dari mata pedang, lebih keras dari batu, lebih pahit dari kesabaran, serta lebih menusuk dari ujung jarum. Sesungguhnya hati itu adalah tempat persemaian bagi perkataan yang baik.

Jauhilah tujuh perkara, maka badan dan hatimu akan tenang, kehormatan dan agamamu akan selamat;
Janganlah kamu sedih terhadap apa-apa yang luput darimu,
Janganlah kamu gundah terhadap apa-apa yang belum menimpa dirimu,
Janganlah engkau menuntut imbalan terhadap apa yang belum kau kerjakan,
Janganlah engkau cela orang padahal dia sepertimu,
Janganlah kamu marah terhadap seseorang yang kemarahannya tidak membahayakan dirimu,
Janganlah kamu puji seseorang sedang dirimu belum mengetahui kejelekannya,
Janganlah kamu melihat dengan hawa nafsu apa-apa yang belum menjadi milikmu




Tidak ada komentar:

Posting Komentar